Jakarta (Industrial News) – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mengatakan rencana kebijakan penyesuaian tarif impor dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengisi atau melakukan substitusi pasar di negara yang terdampak kebijakan tersebut.
“Indonesia bisa melihat bahwasanya ini menjadi peluang juga sebetulnya. Misalnya dengan tarif yang diterapkan. Mungkin untuk negara seperti China, justru Indonesia bisa hadir untuk men-substitusi,” kata Wamendag Dyah ditemui usai acara pengukuhan pengurus Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) di Jakarta seperti dilansir dari Antara, Selasa (21/1/2025).
Meski demikian, ia mengatakan pihaknya juga bakal melakukan antisipasi terkait rencana penyesuaian tarif impor yang dilakukan oleh Trump, dengan menyiapkan rencana dan juga strategi di sektor perdagangan.
Lebih lanjut, Wamendag Dyah meyakini dengan dilantiknya Donald Trump sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS), hubungan bilateral khususnya dalam bidang perdagangan antara Indonesia dan AS akan terus menguat, sehingga tekad pemerintah untuk memperluas dan menguatkan ekspor dapat terwujud. “Kami berharap dari segi perdagangan bisa semakin dekat lagi ke depannya,” ujarnya.
Presiden Donald Trump dalam pidato pelantikannya mengatakan akan melakukan penyesuaian tarif impor untuk negara-negara mitra dagang AS.
Kenaikan tarif itu dianggap bisa memicu aksi balasan dari negara yang bersangkutan dan akhirnya bisa menimbulkan perang dagang.
Seperti halnya penerapan tarif sebesar 25 persen terhadap barang-barang yang berasal dari Meksiko dan Kanada karena masalah imigrasi ilegal yang belum terselesaikan serta masuknya obat-obatan terlarang ke AS.
Selain itu, kebijakan Trump untuk menghentikan perang di Ukraina dan membina hubungan baik dengan China akan menjadi sentimen positif untuk pasar risk asset. Namun di sisi lain, pasar khawatir terhadap perang dagang yang dapat dipicu oleh kenaikan tarif Trump. [*]