27 Januari 2025

Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/419523/smelter-gresik-bisa-berdampak-positif-bagi-perekonomian-nasional

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, mengatakan jika pengolahan dan pemurnian (smelter) yang sedang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Nilai tambah produksi emas itu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia di pusat dan daerah Papua,” ujar Fahmy kepada wartawan, Rabu (20/7/2022).

Penulis buku ‘Freeport Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi’ itu menerangkan bahwa produksi emas yang sedemikian besar adalah buah dari keberhasilan pemerintah mengambil alih Freeport dari saham minoritas sekitar 9,4% menjadi saham mayoritas sebesar 51,2%. 

“Produksi emas yang melimpah itu merupakan  hasil divestasi 51%, yang salah satu syaratnya adalah smelterisasi di dalam negeri,” ungkapnya.
 
Menurut Fahmi, PT Freeport Indonesia (PT FI) sebelumnya mengekspor konsentrat keluar karena di Indonesia belum membangun smelter. Karena itu pula, Indonesia hampir tidak dapat manfaat dari produksi emas PT FI lantaran smelterisasi konsentrat di lakukan di smelter luar negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengungkapkan PT FI akan memproduksi emas sebesar 1 ton per minggu dari pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) yang sedang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur. 

Dengan adanya investasi US$ 200 juta, untuk tahap awal PT FI bisa memproduksi 35 ton emas per tahun.  Produksi emas yang besar di dalam negeri bisa membuat Indonesia segera membentuk bullion bank atau bank yang bisa menerima transaksi emas, selain mata uang biasa.

“Kalau ditangkap dengan bullion bank ini tidak perlu dikirim ke Singapura, karena kebanyakan sekarang dikirim ke Singapura, dari Singapura masuk lagi ke Indonesia. Hampir seluruh industri perhiasan itu adalah cost-nya hanya tolling fee karena tentu kaitannya dengan insentif fiskal dengan PPN,” jelasnya.

Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan proyek smelter senilai Rp42 triliun akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan memproduksi 600 ribu ton katoda tembaga dan 35 ton emas per tahunnya.

Pengawasan Pengiriman Bahan Baku 
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia M. Faisal menekankan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap pengiriman bahan baku dari tambang PT Freeport ke Smelter Gresik.

“Yang titik kritis adalah masalah pengawasan. Karena tambang di Papua, Smelter di Jawa Timur, maka pengawasan dalam hal pengiriman, memastikan bahwa tidak ada distorsi,” kata Faisal, Rabu (20/7). 

Menurutnya, jika pemerintah melarang ekspor barang mentah termasuk emas, hal ini juga harus diawasi dengan betul sehingga tidak sampai ada kebocoran. Ditekankan pula soal aspek sosial dari keberadaan tambang dan smelter yang harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar. 

Dia mencontohkan, smelter di Sulawesi dan Maluku tidak diketahui sumbangsih mereka untuk pendapatan daerah maupun serapan tenaga kerjanya. Belum lagi kurangnya pengetahuan soal tata niaga dari pemerintah daerah setempat.

“Belum lagi seberapa banyak tenaga kerja yang direkrut yang domestik apalagi lokal. Itu menjadi isu dan masalah. Dan ini menjadi pelajaran untuk tidak terjadi di komoditas hilirisasi di komoditas lain,” ucap Faisal.

Publisher: Ahmad Rizki Mubarok

Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/419523/smelter-gresik-bisa-berdampak-positif-bagi-perekonomian-nasional