Morowali Industrial Park (PT IMIP) yang berada di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, sebuah perusahaan di balik kawasan industri nikel terbesar di Tanah Air dan Asia Tenggara.
IMIP sebagaimana dilaporkan bloomberg, berjanji akan memacu investasi untuk mengatasi masalah lingkungan yang makin meningkat dari pertambangan komoditas bahan baku baja nirkarat dan baterai kendaraan listrik itu.
Kawasan industri Morowali mencakup areal seluas lebih dari 3.000 hektare di bagian timur Pulau Sulawesi. Wilayah ini merupakan basis produksi nikel baru yang digadang-gadang mendorong surplus pasokan di pasar global pada tahun ini.
Akan tetapi, kawasan tersebut belakangan mendapat sorotan dari berbagai lembaga konsultan industri dan kelompok lingkungan, lantaran menggunakan listrik berbahan bakar batu bara dan merencanakan pembuangan limbah negara.
Merespons kritik tersebut, Direktur Pelaksana PT IMIP, Hamid Mina mengatakan, perusahaan akan mengambil langkah aktif untuk memitigasi dampak lingkungan dari operasi kompleks industri Morowali.
“Lima tahun ke depan kami akan lebih fokus pada industri yang ‘hijau’. Industri selalu memiliki polusi, tetapi polusi harus dikendalikan dan mengikuti aturan pemerintah. Itu sangat penting,” kata Hamid.
Menurut data Benchmark Mineral Intelligence, Indonesia adalah produsen utama nikel dan diperkirakan menyumbang lebih dari 60% pasok dunia pada akhir dekade ini.
Namun, produksi nikel di Indonesia sangat intensif karbon. Setiap ton logam yang diproduksi rata-rata mengeluarkan 58,6 ton setara karbon dioksida, dibandingkan dengan rata-rata global 48 ton, menurut data dari Skarn Associates.
Terkait dengan itu, Hamid menyebut perusahaan berencana menurunkan jejak karbon di kompleks PT IMIP melalui instalasi panel surya berkapasitas 500 megawatt.
Kawasan industri tersebut juga berencana menginvestasikan US$63 juta untuk tahap pertama pembangunan panel sebesar 100 megawatt, yang katanya akan mampu menghasilkan daya 180 juta kilowatt-jam per tahun. Itu setara dengan suplai listrik yang cukup untuk sekitar 166.000 orang Indonesia.
Chief Executive Officer Skarn Mark Fellows mengatakan, menerapkan energi terbarukan di Indonesia sangat ‘rumit’ karena sejumlah alasan. Seperti tutupan awan dan potensi angin yang rendah.
IMIP, didukung oleh perusahaan pertambangan Bintang Delapan Group dan Tsingshan Holding Group China — produsen baja nirkarat terbesar di dunia yang juga menjadi penyebab tekanan pasar bersejarah pada 2022 — dibentuk pada 2013.
Lebih dari 50 perusahaan kemudian berinvestasi di kawasan industri ini, termasuk GEM Co. dan satu unit produsen baterai terbesar dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co.
Penulis: Subandi Arya
Editor: Subandi Arya
