Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) berupaya menggenjot ekonomi. Salah satu caranya melalui investasi. Untuk menarik investor, pemprov menegaskan bahwa harus ada kepastian infrastruktur pendukung seperti suplai energi.
Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Emil Elestianto Dardak menyatakan, ekonomi Jatim mulai stabil dalam setahun terakhir. Buktinya, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua mencapai 5,74 persen.
“Kami menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Jawa,” ungkapnya saat menutup Gas Expo di Surabaya Selasa (30/8).
Menurut struktur pengeluaran, 60,09 persen dari PDRB merupakan pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT). Namun, kontribusi terbesar kedua adalah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 26,59 persen.
Dia mengungkapkan, PMTB tersebut pasti melahirkan kesempatan kerja baru dan menguatkan daya beli konsumen. Peran PMTB juga vital untuk menjaga PKRT.
Untuk menggenjot investasi, lanjut Emil, pemprov menyiapkan rencana peruntukan kawasan industri 2012. Sebanyak 12 kawasan industri akan dibangun bertahap hingga periode 2031. Dengan begitu, Jatim tidak pernah kekurangan wadah bagi pelaku industri.
“Yang harus diselaraskan adalah pembangunan industri dan infrastruktur pendukungnya. Percuma kita bangun kalau tidak ada investor yang mau masuk karena akses yang sulit atau minim fasilitas pendukung,” jelasnya.
Salah satu aspek vital dalam kawasan industri adalah suplai energi. Selain listrik, pelaku industri seperti produsen baja atau pupuk biasanya butuh pasokan gas bumi.
“Permintaan biasanya sangat spesifik sesuai dengan operasional masing-masing,” ujarnya.
Itulah yang perlu dirundingkan pelaku industri gas dari hulu hingga hilir. Jadi, pertumbuhan infrastruktur gas bisa sesuai dengan arah populasi industri.
“Jangan sampai ada industri yang muncul dan produksi baru muncul, tapi keduanya sia-sia karena tak tersambung,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Wilayah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa Nurwahidi menegaskan, peta penyaluran gas memang harus dicocokkan. Sebab, pertumbuhan suplai dari sumur baru bakal membuat produksi gas menembus seribu juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
“Kami harus mencari off-taker yang cocok dengan suplai dan jaringan kami. Dan, semua itu harus dibicarakan di forum seperti ini (Gas Expo),” tuturnya.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Wahyudi Anas menyebutkan, permintaan terbesar gas bumi adalah pembangkit listrik. Disusul industri pengolahan dan produsen pupuk.
Reporter: (bil/c14/dio)
Editor: Estu Suryowati
Sumber: https://www.jawapos.com/ekonomi/energi/31/08/2022/optimalisasi-gas-alam-12-kawasan-industri-dibangun-hingga-2031/?page=all