Dalam waktu kurang dari dua tahun, lahan seluas 450 hektar yang merupakan fase satu dari total lahan seluas 4.300 hektar di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, sudah laku terjual. Dalam waktu dekat, kawasan industri yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Batang itu menargetkan pembangunan fase kedua dengan total lahan seluas 1.000 hektar.
”Lahan seluas 450 hektar yang disiapkan di fase pertama sudah terjual semua. Totalnya ada sembilan tenant yang telah menandatangani Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Industri,” kata General Manager Corporate Secretary PT Kawasan Industri Terpadu Batang M Burhan Murtaki, saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Senin (5/9/2022).
Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) mulai dikembangkan sejak tahun 2020. Total lahan yang disiapkan untuk KITB sekitar 4.300 hektar. Namun, proses pengembangan kawasan industri tersebut dilakukan secara bertahap. KITB dikembangkan untuk menangkap peluang relokasi industri dari beberapa negara.
Sejak tahun 2019, sejumlah negara memang mulai merelokasi pabrik industri ke Asia Tenggara. Kala itu, China merelokasi sebanyak 33 industri yang sebanyak 23 di antaranya direlokasi ke Vietnam. Tahun 2020, relokasi industri dilakukan oleh Amerika Serikat dari China.
Pemerintah Indonesia berharap bisa menangkap peluang dari adanya relokasi tersebut. Awalnya, pemerintah menyiapkan Kawasan Industri Brebes yang juga berlokasi di Jawa Tengah. Namun, karena terkendala pembebasan lahan, proyek itu tidak menunjukkan perkembangan signifikan.
Pemerintah kemudian mencari alternatif lain dengan membuat kawasan industri di lahan milik PT Perkebunan Nusantara IX di Batang sehingga lahirlah KITB. KITB memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan kawasan industri lain.
Selain tidak perlu ada pembebasan lahan, harga sewa lahan yang ditawarkan cukup murah dan upah tenaga kerjanya kompetitif. Kondisi itu membuat sejumlah industri yang mayoritas industri dari luar negeri tertarik berinvestasi.
Hingga sekarang, sejumlah infrastruktur pendukung KITB sudah dibangun, di antaranya jalan kawasan sepanjang 50 kilometer, akses jalan tol, akses jalan nontol, akses air baku, dan delapan unit rumah susun untuk pekerja. Ke depan, pembangunan infrastruktur berupa saluran pipa gas dan pelabuhan akan segera dilakukan.
Setelah lahan seluas 450 hektar pada fase pertama selesai digarap, KITB menargetkan untuk menggarap lahan seluas 1.000 hektar di fase kedua. Penggarapan lahan untuk fase kedua dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap satu dengan lahan seluas 400 hektar dan tahap kedua dengan luas lahan sekitar 600 hektar.
”Yang perlu percepatan adalah persetujuan anggaran dari negara. Anggaran ini krusial karena untuk mengerjakan fase berikutnya yang 400 hektar. Kalau sudah ada persetujuan anggaran, langsung digarap. Target kami di tahun 2022 sudah tanda tangan sehingga tahun 2023 semester pertama sudah selesai,” ucap Burhan.
Dari sembilan perusahaan yang telah menandatangani Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Industri di KITB, ada dua perusahaan yang sudah memulai konstruksi, yakni KCC Glass Corporation dan PT Rumah Keramik Indonesia. Keduanya menargetkan operasional pada tahun 2024.
Dengan beroperasinya dua industri tersebut, ditargetkan ada sekitar 28.000 tenaga kerja lokal yang akan diserap. Penyiapan tenaga kerja terus diupayakan oleh KITB, Kementerian Ketenagakerjaan, Dinas Tenaga Kerja Jateng, dan Dinas Tenaga Kerja Batang.
Di KITB, juga dibuka anjungan Siap Kerja. Di tempat itu, calon pekerja bisa mendapatkan informasi terkait kualifikasi pekerja yang dibutuhkan industri-industri di KITB.
Tak hanya sekadar tenaga kerja, Pemerintah Kabupaten Batang juga ingin memastikan tenaga kerja yang mereka siapkan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri di KITB. Hal itu dilakukan dengan cara melatih para calon pekerja.
”Kita harus menyiapkan sumber daya manusia dari Kabupaten Batang dengan berbagai upaya, salah satunya dengan pelatihan di balai latihan kerja. Secara bertahap, kami ingin menambah kompetensi atau keahlian mereka,” tutur Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki.
Lani menambahkan, para pekerja yang sudah mengikuti pelatihan akan diuji sebelum akhirnya mendapatkan sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi penting sebagai modal para pekerja untuk mendapatkan posisi tawar yang lebih tinggi di dunia industri.
Dalam kunjungannya ke Menara Kompas, pengelola KITB disambut oleh Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo dan Wakil General Manajer Event Harian Kompas Budhi Sarwiadi. Adi menuturkan, kehadiran kawasan industri penting untuk membangkitkan perekonomian masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Author: Kristi Dwi Utami
Editor: Haris Firdaus
Sumber: https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/09/05/kawasan-industri-terpadu-batang-bersiap-garap-fase-kedua