Keputusan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mendiversifikasi usaha melalui investasi di kawasan industri Grand Batang City dan Ibu Kota Baru (IKN) bakal menjadi sentimen positif terhadap kinerja keuangan dan saham perseroan ke depan.
Analis CLSA Sekuritas Wirandi Ng dan Jonathan Mardjuki mengatakan, dengan investasi di kawasan industri, perseroan memiliki peluang lebih besar untuk menambah kontrak baru dari perusahaan baru yang berinvestasi di kawasan industrit ersebut. Hal yang sama juga akan mendukung kontrak baru perseroan di IKN.
“PTPP merupakan perusahaan konstruksi yang terus melebarkan portofolio investasi mulai dari jalan tol, pelabuhan, prperti, kereta api, pembangkit listrik, dan kawasan industri. Portofolio kawasan industri salah satu paling menarik, karena mendapatkan perhatian besar dari pabrikan eletronik mobil listrik. Hal ini akan menguntungkan perseroan ke depan,” terangnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Dia menuturkan, Grand Batang City memberikan opsi sewa lahan sampai 80 tahun dengan harga jual yang kompetitif berkisar Rp 600 ribu sampai Rp 1 juta per meter persegi. Hingga kini, sebanyak 13 tenan dengan luas lahan 193 hektare dari dalam dan luar negeri telah menyewa lahan di kawasan industri tersebut. Sedangkan total kontrak baru yang diperoleh perseroan dari kawasan industri tersebut telah mencapai Rp 4,8 triliun.
Terkait IKN, dia mengatakan, pemerintah telah menandatangani proyek senilai Rp 23 triliun untuk pengembangan infrastruktur di kawasan tersebut. Sejauh ini, PTPP mendapatkan kontrak terbanyak senilai Rp 2,3 triliun dan diprediksi kontrak baru lebih besar diperoleh tahun 2023, seiring dimulainya pembangunan gedung di kawasan tersebut.
Berbagai faktor tersebut mendorong CLSA Asia Sekuritas memperkirakan kenaikan laba bersih PTPP menjadi Rp 387 miliar tahun 2022 dan diprediksi meningkat menjadi Rp 696 milliar pada 2023, dibandingkan tahun 2021 Rp 266 miliar.
Pendapatan perseroan juga diharapkan meningkat menjadi Rp 19,35 triliun tahun 2022 dan menjadi Rp 21,97 triliun pada 2023, dibandingkan pencapain tahun 2021 senilai Rp 16,76 triliun.
Walaupun kinerja diprediksi lanjutkan pertumbuhan, CLSA Sekuritas justru merevisi turun target harga saham PTPP menjadi Rp 1.075 dengan peringkat dipertahankan outperform. Target tersebut juga mempertimbangkan revisi turun proyeksi kenaikan laba bersih menjadi 12,4% pada 2022.
Author: Parluhutan Situmorang
Editor: Parluhutan