25 Januari 2025

Sumber: https://www.beritasatu.com/news/944995/di-ambang-kolaps-kondisi-ekologis-imip-morowali-perlu-perhatian-pusat/?view=all

Tenaga Ahli Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Bidang Investasi, Peningkatan Fiskal, dan Stabilitas Ekonomi, Andika, menyoroti kegagalan penataan kawasan dan keseimbangan ekologis di lokasi PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Morowali, Kabupaten Morowali, Sulteng.

“Daya dukung ruang, struktur ruang ekologis, sosial di IMIP sudah tidak karu-karuan. Infrastruktur publik, fasilitas sosial, umum dan ekologis sudah di ambang kolaps. Tapi pemerintah pusat tidak memberi perhatian pada hal itu,” kata Andika kepada Beritasatu.com, Selasa (28/6/2022).

PT IMIP adalah kawasan industri berbasis pengolahan nikel dengan rantai industri terpanjang di dunia dan memiliki produk utama berupa nikel, stainless steel, dan carbon steel. Industri pendukungnya terentang dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lainnya. Pemodal besar nikel asal Tiongkok yang menaruh investasi di IMIP. Kawasan ini pun merajai industri pengelolaan nikel di Indonesia.

Menurut Andika, analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) awal IMIP hanya menjangkau area kawasan 2.000 hektare yang beririsan dengan 11 desa lingkar tambang dan kawasan industri. Sekarang, kata dia, kawasan IMIP terus berkembang hingga mencapai 3.600 hektare lahan.

“IMIP telah melampaui kapasitas rencana lingkungan awal. Perkembangannya pesat, 350 perusahaan subkontraktor, 38 tenant, 40 tungku dengan beban limbah slag mencapai 10 juta ton per tahun,” ujarnya.

Sementara, lanjut Andika, seluruh royalti dari mulanya Rp 2 triliun meningkat jadi Rp 5 triliun, semuanya dikutip dan mengalir ke kas pemerintah melalui Kementerian Keuangan.

“Pemerintah daerah tidak mendapatkan pembagian royalti sebagai biaya untuk mendukung kawasan. Jadi sudah seharusnya pemerintah pusat memberi perhatian serius pada tapak dan sempadan kawasan IMIP,” ujarnya.

Andika berharap, kebijakan penataan ruang di IMIP tidak bisa lagi di pandang menjadi tanggung jawab Pemkab Morowali maupun Pemprov Sulteng.

Sebab hal itu kata dia, menjadi masalah eksternalitas kawasan yang telah melampaui hitungan awal 2000 hektare.

“Olehnya pemerintah pusat melalui Bappenas harus melakukan kajian daya ruang dan kebijakan yang tepat untuk masa depan,” ujarnya.

Dikatakan Andika, salah satu masalah besar di kawasan IMIP Morowali yang harus benar-benar ditatap yakni infrastruktur jalan, pengelolaan aliran sungai, kawasan penghijauan sabuk pengaman, dan penataan permukiman pekerja.

“Semua hal itu di luar konteks tanggung jawab IMIP karena letaknya berada di luar kawasan. Pekerja tinggal mandiri dan IMIP hanya fokus pada pabriknya. Karena itu pmerintah pusat harus punya solusi mengenai hal ini demi kebaikan pembangunan di daerah dan nasional,” pungkasnya.

Author: Jeis Montesori

Sumber: https://www.beritasatu.com/news/944995/di-ambang-kolaps-kondisi-ekologis-imip-morowali-perlu-perhatian-pusat/?view=all