25 Januari 2025

Tangkapan layar - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Januari 2025 dengan Cakupan Triwulanan di Gedung BI, Jakarta, Rabu (15/1/2025). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas

Jakarta (Industrial News) – Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai Bank Indonesia (BI) lebih fokus menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan, alih-alih nilai tukar rupiah.

Hal itu merespons keputusan BI menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025.

“BI memberikan perhatian lebih pada indikasi perlambatan inflasi dan ekonomi domestik, meskipun ada tekanan terhadap nilai tukar rupiah akibat volatilitas global,” kata Asmoro, dikutip di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan volatilitas pasar belakangan ini telah memberi tekanan pada rupiah, terutama terkait dengan ketidakpastian kebijakan Amerika Serikat dan kemungkinan penurunan Fed Fund Rate (FFR) yang diproyeksi sebesar 25-50 bps tahun ini.

“BI mencatat adanya tekanan terhadap mata uang, sehingga meningkatkan upaya untuk menjaga stabilitas melalui intervensi langsung, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan stabilisasi pasar obligasi,” kata dia lagi.

Cadangan devisa Indonesia pada Desember 2024 tercatat lebih tinggi pada 155,7 miliar dolar AS, dibandingkan 146,4 miliar dolar AS pada Desember 2023. Asmo menilai perkembangan itu menunjukkan kapasitas yang lebih besar dalam upaya menstabilkan mata uang.

Sementara tantangan global, seperti kebijakan fiskal ekspansif AS dan eskalasi kembali perang dagang, disebut dapat mempengaruhi pemulihan global ke depan.

Angka inflasi domestik terbaru tercatat sebesar 1,57 persen pada Desember 2024, mendekati batas bawah target inflasi BI di kisaran 1,5-3,5 persen. BI pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi 4,7-5,5 persen, dari estimasi sebelumnya 4,8-5,6 persen.

Sedangkan Bank Mandiri memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh relatif stabil di angka 5,1 persen tahun ini dengan inflasi tetap rendah di 2,38 persen (yoy) pada akhir 2025.

Oleh karena itu, Asmo masih melihat ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut, tetapi hal ini akan bergantung pada arah kebijakan AS dan dampaknya terhadap stabilitas pasar keuangan.

“Kami memperkirakan BI dapat menurunkan suku bunga sebesar 50 bps tahun ini, membawa suku bunga acuan ke 5,5 persen pada akhir 2025,” ujar Asmo.

BI-Rate sebesar 25 bps menjadi berada di level 5,75 persen. Suku bunga deposit facility turun 25 bps menjadi di level 5 persen. Sedangkan suku bunga lending facility juga diputuskan untuk turun 25 bps menjadi di level 6 persen. [*]