Sejumlah kendaraan melintasi ruas tol Surabaya-Mojokerto di Rest Area 726, Gresik, Jawa Timur, Kamis (11/4/2024)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Surabaya (Industrial News) – Provinsi Jawa Timur semakin bergeliat untuk menunjukkan berbagai potensi investasi yang terkandung di berbagai kabupaten/kota. Berbagai macam proyek yang dibiayai oleh para pemodal lokal maupun asing saat ini tidak hanya berpusat di ibukota provinsi, Surabaya, melainkan juga tersebar di 37 kabupaten/kota lainnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menjelaskan bahwa hingga saat ini terdapat 13 kawasan industri yang telah beroperasi dan 11 lainnya masih dalam tahap pengembangan. Dari total 24 kawasan industri tersebut, Emil berharap bahwa hal tersebut dapat semakin membuka lebar pintu investasi di Provinsi Jawa Timur, yang diproyeksikan akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.
Apalagi, Provinsi Jawa Timur memiliki posisi geografis yang strategis bagi tumbuhnya berbagai kawasan industri dari berbagai sektor. Serta jumlah penduduk yang tercatat lebih dari 42 juta jiwa.
“Memang kan Jawa Timur ini padat penduduk. Jadi, kita perlu pekerjaan di sektor-sektor sekunder dan tersier. Dari mana lagi kalau bukan investasi. Makanya, kita harus ada, hadir untuk memberikan assurance [bagi para calon investor],” tegas Emil, Kamis (23/10/2025).
Emil juga membeberkan bahwa perkembangan dan kemajuan infrastruktur yang digenjot oleh pemerintah telah mendorong berbagai kawasan industri tumbuh dan merambah di wilayah selatan Jawa Timur dan wilayah tapal kuda.
“Kalau yang 13 itu sudah matang semua, sudah beroperasi, sudah siap, tinggal bahasanya plug and play, investor datang langsung jalan. Pipa gas sudah sampai ke Ploso, Jombang, dan jalan tol telah menembus hingga Trenggalek. Ini membuka akses ekonomi baru,” ungkapnya.
Selain infrastruktur yang merata, struktur upah tenaga kerja juga menjadi daya tarik tersendiri. Wilayah aglomerasi seperti Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo memiliki besaran UMK yang cukup tinggi, sedangkan daerah penyangga menawarkan biaya 50-60% lebih rendah.
“Untuk industri padat karya, Probolinggo sangat kompetitif, dengan pelabuhan laut dalam dan akses tol hanya memakan durasi satu setengah jam dari Surabaya,” tambahnya.
Selain itu, Emil juga menegaskan bahwa seluruh aset milik Pemprov Jatim saat ini bisa dipantau dan dapat dikelola bersama dengan publik. Ia pun mengajak kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan kesempatan tersebut.
“Anda punya ide apa, manfaatkan. Nanti kita nilai. Nah, bahkan Pemkot Surabaya juga ikut begitu. Jadi, asetnya Pemprov itu sekarang terang-benderang. Masyarakat bisa melihat, bisa tahu siapa yang bisa memberi nilai tambah tertinggi, dampak ekonomi terbaik, itu yang kita pilih jadi mitra kita,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Ibrahim menjelaskan kontribusi sektor investasi terhadap perekonomian Jawa Timur mencapai 27% dari besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
BI Jawa Timur juga mencatat, investasi menjadi penyumbang terbesar kedua bagi perekonomian Jawa Timur, dengan pertumbuhan sebesar 6,13% pada kuartal II/2025. Kawasan industri, perumahan, dan manufaktur yang telah tersedia, seperti KEK Gresik, KEK Sidoarjo, Kawasan Industri Pasuruan, Tuban, Lamongan, dan Halal Industrial Park Sidoarjo saat ini menjadi titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Jawa Timur.
“KI-KEK ini kan potensi-potensi luar biasa bisa plug and play, langsung jalan seperti itu. Jadi sekali lagi itu yang kami harapkan forum investasi ini bisa tetap mendorong pertumbuhan Jawa Timur tinggi dan berkelanjutan,” pungkasnya. [*]