Gubernur Kalimantan Utara menyebut pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan terus berprogres sejak Presiden RI Joko Widodo meletakkan batu pertama proyek itu pada 21 Desember 2021.
“Pengelola kawasan KIHI pun ada yang melakukan pematangan lahan, memulai konstruksi, ada juga
yang tengah mobilisasi alat berat dan pekerjanya,” kata Gubernur Kalimantan Utara Zainal A Paliwang
di Nunukan, Kamis.
KIHI Tanah Kuning merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan target luas pengembangan mencapai 30.000 hektare. Terdapat tiga Pengelola Kawasan yaitu PT. Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), PT. Indonesia Strategis Industri (ISI), dan PT. Kayan Patria Propertindo (KPP).
Investasi yang akan difasilitasi di kawasan industri ini antara lain pemurnian dan pengolahan mineral, pergudangan, properti, perdagangan, dan komersial.
Tahap awal, lahan yang dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan industri ini seluas 10.100 Ha dengan pasokan listrik dari PLTA Mentarang Induk (Malinau) yang saat ini tengah tahap persiapan konstruksi oleh perusahaan konsorsium Indonesia dan Malaysia.
PSN KIHI Tanah Kuning dibangun dengan nilai investasi 132 miliar dolar AS. Cakupannya adalah pabrik petrokimia yang diproyeksi menjadi pabrik petrokimia terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 4×16 juta ton per tahun. Perusahaan yang akan membangun industri petrokimia ini telah mobilisasi alat kerja, alat berat, alat angkut, dan mematangkan area seluas 1.000 hektare.
Selanjutnya, pembangunan smelter alumina berkapasitas tiga juta ton, pabrik besi dan baja dengan
kapasitas lima juta ton per tahun, pabrik baterai kendaraan listrik maupun pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan berkapasitas 265 Giga Watt Hour (GWh).
“Selanjutnya industrial and polycrystalline silicon dengan kapasitas 1,4 juta ton,” kata Gubernur.
Produksi pertama smelter aluminium akan dilaksanakan pada semester pertama 2025 dengan produk aluminium ingot (batangan) tahap awal sebanyak 500 ribu ton per annum dan akan mencapai tiga juta ton TPA pada tahap akhir.
Adapula perusahaan yang akan membangun energi listrik menggunakan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 1.000 MW sebagai transisi energi dari kawasan menuju energi hijau PLTA yang akan dibangun di Sungai Kayan dan Sungai Mentarang dengan kapasitas total 10.375 MW.
Selain itu, dua investor tengah mengajukan Program Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) wilayah laut dalam rangka membangun tempat komersial, perdagangan, pelabuhan, pergudangan, dan properti.
Salah satu investor lainnya akan membangun industri baterai lithium di atas kawasan seluas 4.704 Ha dan telah mendapatkan persetujuan KKPR dari Pemerintah.
Adapula satu investor mengelola kawasan seluas lebih dari 13.000 Ha yang berada di desa Mangkupadi. Menjadi salah satu pengelola aktif di kawasan KIHI karena telah melakukan sejumlah pekerjaan yaitu membangun gedung kantor pengelola mencapai 100. Melakukan pembersihan lahan dan tempat tinggal karyawan seluas 10 Ha; telah menyiapkan lahan limbah seluas 12 Ha; membangun sistem air bersih; dan persiapan pembangunan infrastruktur dasar dalam kawasan jalan dan jembatan pada semester II 2023 ini.
Presiden Joko Widodo Sempat Tinjau Progres
Sebelumnya pada 28 Februari 2023, Presiden RI Joko Widodo meninjau progres PSN KIHI di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Usai peninjauan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kawasan tersebut merupakan Kawasan Industri Hijau terbesar di dunia yang mampu menjadi masa depan Indonesia dalam pembangunanindustri energi hijau.
Lebih lanjut, Presiden meyakini bahwa nantinya kawasan tersebut dapat menghasilkan produk-produk hijau yang bersaing. Presiden menilai, hal itu akan menjadi kekuatan bagi kawasan industrihijau tersebut.
“Kita harapkan dengan kekuatan kompetitif seperti itu, energinya hijau, kemudian barang barang produknya yang dihasilkan juga produk-produk hijau, inilah yang akan menjadi kekuatan kawasan
Industrial Park Indonesia di Kalimantan Utara,” tutur Presiden.
Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Evi Ratnawati
