5 November 2025

Pelaku UMKM mengakses aplikasi LinkUMKM. ANTARA/HO-BRI

Jakarta (Industrial News) – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat hingga akhir September 2025, sebanyak 13,6 juta pelaku UMKM telah memanfaatkan platform LinkUMKM untuk memperluas pasar, meningkatkan kapasitas usaha, dan mempercepat proses naik kelas.

Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan LinkUMKM dikembangkan untuk menjawab kebutuhan nyata pelaku UMKM dalam mengakses informasi pasar serta meningkatkan kemampuan administrasi dan manajemen usaha.

Adapun, inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen BRI memperkuat ekonomi kerakyatan, sejalan dengan Astacita Presiden untuk membangun ekonomi yang berdikari serta memperkuat segmen UMKM di Indonesia.

“Melalui LinkUMKM, setiap pelaku usaha berkesempatan mengikuti pelatihan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan bisnisnya. LinkUMKM juga dirancang sebagai jawaban atas tantangan utama pengusaha UMKM, yakni keterbatasan akses terhadap informasi, pelatihan, dan dukungan pengembangan yang sesuai dengan tahapan usaha mereka,” kata Akhmad.

Menurut dia, aplikasi LinkUMKM telah berkembang menjadi wadah pelatihan digital yang memperkuat daya saing UMKM di seluruh Indonesia.

Pelaku UMKM dapat mengikuti pelatihan daring dengan materi yang disusun berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan, sehingga pembelajaran menjadi lebih tepat sasaran dan aplikatif.

Terdapat lebih dari 690 modul pelatihan yang tersedia di LinkUMKM, mencakup pengembangan kompetensi teknis maupun nonteknis, guna mendukung pelaku usaha dalam mengelola bisnis secara lebih profesional dan berkelanjutan.

Saat ini, terdapat enam fitur utama yang tersedia dengan beragam fasilitas dan produk pendukung, yaitu UMKM Smart, Rumah BUMN, UMKM Media, Komunitas, Etalase Digital, dan Register Nomor Induk Berusaha (NIB).

UMKM Smart menjadi salah satu fitur unggulan yang memberikan rekomendasi pengembangan spesifik berdasarkan hasil skoring mandiri pelaku usaha.

Selain itu, LinkUMKM juga menyediakan fitur Self-Assessment Naik Kelas untuk membantu pelaku usaha mengenali kapasitas bisnisnya melalui sistem skoring digital.

Nantinya, berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta akan mendapatkan rekomendasi pelatihan sesuai kelas usaha mulai dari UMKM tradisional, berkembang, hingga modern.

“Kami ingin proses pemberdayaan UMKM tidak berhenti pada pelatihan, tapi benar-benar membantu pelaku usaha memahami posisi dan potensi bisnisnya. Dengan pendekatan digital ini, setiap pengusaha bisa belajar dan berkembang sesuai kapasitasnya,” ujar Akhmad.

BRI pun menyampaikan bahwa ke depan, pihaknya akan terus memperkuat dukungan terhadap pelaku usaha dengan menyediakan akses pembelajaran, pendampingan, dan akses pasar yang saling terhubung.

Melalui ekosistem digital dan program pemberdayaan yang terintegrasi, BRI terus berkomitmen untuk mendorong pelaku UMKM dapat tumbuh lebih adaptif, berdaya saing, dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. [*]